Sebuah penelitian yang dilakukan di Australia menemukan orang-orang yang mencoba berhenti merokok ganja selama 2 minggu mengalami gejala penarikan yang sama seperti merokok yaitu perubahan suasana hati, mudah marah, insomnia dan tidak nafsu makan.
Efek yang muncul dari gejala penarikan ini sama seperti orang yang tengah mencoba berhenti dari kecanduan nikotin. Gangguan yang paling ekstrem salah satunya adalah membuat depresi.
Dalam studi ini peneliti melibatkan 49 pengguna ganja yang belum mencari pengobatan. Beberapa gejala seperti insomnia dan perubahan suasana hati dikaitkan dengan kesempatan lebih besar untuk kambuh.
Dalam laporan yang ditulis di PLoS One, peneliti menuliskan bahwa penarikan ganja secara klinis mempengaruhi gangguan fungsional yang signifikan terhadap aktivitas normal sehari-hari, serta kekambuhan untuk mengonsumsi ganja kembali.
Ganja merupakan obat ilegal yang paling sering dikonsumsi orang, kebanyakan orang yang konsumsi ganja merasa bisa membantunya untuk santai. Namun The Royal College of Psychiatrists mengungkapkan sekitar 1 dari 10 pengguna ganja memiliki pengalaman tidak menyenangkan seperti kebingungan, halusinasi, kecemasan dan paranoia.
"Pengalaman saya dengan ratusan pengguna narkoba, gejala penarikan ganja salah satu yang terburuk dalam hal kemarahan, kecemasan dan perubahan suasana hati yang ekstrem," ujar psikoterapis Michael Garnham, kepala terapi di klinik TTP Harley Street di London, seperti dikutip dari Dailymail, Jumat (28/9/2012).
Sebagian orang melihat ganja sebagai produk alami sehingga berpikir tidak berbahaya atau memicu adiktif (kecanduan), padahal kenyataannya ganja atau sering disebut marijuana atau cimeng ini bisa menyebabkan kecanduan dan jika dosisnya sudah tinggi efek yang timbul tidak lagi menyenangkan.
(ver/ir)
Rating: 100% based on 999998 ratings. 98 user reviews.
Author: Borneo08
Terimakasih sudah berkunjung di blog ini, Jika ada kritik dan saran silahkan tinggalkan komentar
0 comments:
Post a Comment