Cara Aman Vaksin MMR untuk Anak

Meski penelitian menunjukkan vaksin MMR (measles-mumps-rubella/campak, gondongan dan rubela) aman, tapi banyak orangtua yang ragu untuk melakukan vaksin MMR pada anaknya.

Orangtua takut melakukan vaksin MMR pada anak karena khawatir anaknya menderita autis. Seorang bapak bernama Piter Lim juga sempat menuliskan pengalamannya kepada detikHealth mengenai dampak vaksin ini.

"Anak pertama saya menderita autis. Menurut saya penyebabnya dikarenakan dia mempunyai alergi sehingga pada saat disuntik MMR, otaknya terpengaruh akibat alergi tersebut. Sebelum disuntik MMR, anak saya normal seperti anak umumnya dan sudah bisa komunikasi dan bernyanyi. Tidak lama setelah disuntik terlihat beda sekali dan di belakang kepala ada tonjolan. Sewaktu ditanyakan ke dokter, menurut dokter tonjolan tersebut normal saja. MMR sendiri menurut saya tidak akan menyebabkan autis pada setiap orang, tetapi hanya pada beberapa orang yang mempunyai alergi saja. Dengan demikian para orang tua harap berhati-hati mengecek apakah anaknya mempunyai alergi jika ingin melakukan imunisasi MMR ini," katanya.

Bagaimana cara yang aman melakukan vaksin MMR?

Menurut Dr Dewi K Utama, SpA vaksin MMR yang diberikan pada balita sangat aman. Vaksin ini bahkan melindungi anak dari penyakit campak, gondongan dan rubela hingga lebih dari 90 persen.

Dr Dewi menuturkan untuk melakukan vaksin MMR langkahnya sama seperti melakukan vaksin lain untuk balita seperti vaksin DPT, BCG:

1. Pastikan orangtua mengetahui usia tepat imunisasi yakni usia 18 bulan atau di atas 1 tahun.
2. Pastikan kondisi anak dalam keadaan sehat menurut dokter seperti tidak demam atau tidak sedang flu.
3. Sebelum divaksin orangtua harus melihat dulu perkembangan dari anaknya, apakah anak sudah bisa berbicara atau merangkak saat usia 18 bulan tersebut.
4. Jika perkembangannya belum sesuai, maka orangtua bisa berkonsultasi terlebih dahulu dengan ahli perkembangan anak untuk mengetahui kenapa anaknya mengalami keterlambatan. Hal ini penting untuk mendeteksi gejala dini autis atau tidak.
5. Jika nanti didapatkan anaknya menderita autis, anak tersebut tetap bisa mendapatkan vaksin MMR. Karena vaksin ini tidak memicu atau memperparah anak autis.

Apa dampaknya jika anak tidak divaksin MMR?

Menurut Dr dewi, anak yang tidak divaksin MMR, ada kemungkinan bisa menderita ketiga penyakit tersebut yakni campak, gondongan dan rubela. Ketiga penyakit ini sangat berbahaya dan dapat menimbulkan komplikasi serius pada anak.

Penyakit campak bisa berdampak pada radang paru-paru atau radang otak, jika panasnya terlalu tinggi bisa menyebabkan kematian.

Penyakit gondongan selain menyerang kelenjar getah bening, virus ini juga bisa menyerang kelenjar pankreas yang dapat mengakibatkan anak menderita diabetes.

Sedangkan virus rubela lebih ditekankan pada anak perempuan, karena jika nantinya anak itu dewasa menikah lalu hamil dan terdapat virus rubela di dalam tubuhnya maka bisa berakibat fatal pada janin yang dikandungnya seperti katarak, tuli atau cacat lainnya.

"Vaksin ini diberikan saat anak berusia 18 bulan lalu diulang kembali saat berusia 14 tahun atau remaja dan sebaiknya diulang setiap 10 tahun sekali. Bagi perempuan yang ingin menikah harus diberikan vaksin MMR untuk mencegah virus rubela yang dapat berbahaya bagi janin," ujar Dr Dewi K Utama, SpA dari RS Bunda Menteng, Jakarta.

Tidak perlu takut untuk memberikan vaksin MMR pada anak-anak, karena keuntungan yang bisa didapat jauh lebih besar dibandingkan dengan ketakutan yang ada. Dan vaksin MMR ini sama sekali tidak berkaitan dengan penyakit autis.

Biaya untuk vaksin MMR ini sekitar Rp 125-150 ribu untuk sekali vaksin.

http://dede-health.blogspot.com

Title Post: Cara Aman Vaksin MMR untuk Anak
Rating: 100% based on 999998 ratings. 98 user reviews.
Author: Borneo08

Terimakasih sudah berkunjung di blog ini, Jika ada kritik dan saran silahkan tinggalkan komentar

0 comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...