Mengenal Gejala Jantung Koroner

Tahukah Anda penyakit jantung koroner? Sebelum membahas penyakit jantung koroner, penulis jelaskan terlebih dahulu mengenai jantung. Jantung adalah salah satu organ terpenting tubuh. Jantung berfungsi memompa darah bersih ke seluruh tubuh dan darah kotor ke paru-paru. Jika terjadi gangguan pada jantung, fungsi pemompaan darah akan mengalami gangguan bahkan berakibat kematian.  Artikel ini akan membahas gejala penyakit jantung koroner (PJK). Nyeri dada merupakan gejala penyakit jantung koroner. Oleh karena itu, jangan anggap remeh jika hal ini terjadi pada Anda. Apalagi jika nyeri dada itu dirasakan di bagian tengah dada kemudian menjalar ke lengan bagian kiri, leher, bahkan sampai ke punggung.

Penyakit jantung koroner terjadi karena adanya penyempitan atau tersumbatnya pembuluh darah arteri jantung yang biasa disebut pembuluh darah koroner. Seperti organ tubuh lainnya, jantung pun membutuhkan zat makanan dan oksigen agar dapat memompa darah ke seluruh tubuh. Suplai zat makanan dan darah ini harus selalu lancar karena jantung bekerja keras tanpa henti. Pembuluh darah koroner lah yang bertugas menyuplai darah ke jantung.


Jantung akan bekerja dengan baik jika terdapat keseimbangan antara pasokan dan pengeluaran. Jika terjadi penyumbatan dan penyempitan pembuluh darah koroner, pasokan darah ke jantung akan berkurang. Akibatnya, akan terjadi ketidakseimbangan antara kebutuhan dan pasokan zat makanan serta oksigen. Semakin besar penyempitan pembuluh darah koroner, semakin berkuranglah aliran darah ke jantung dan timbullah nyeri dada.


Keluhan yang sering dirasakan oleh penderita penyakit jantung koroner (PJK) adalah nyeri dada atau dalam istilah kedokteran disebut angina pectoris. Nyeri dada ini akan terasa saat melakukan aktivitas fisik dan akan hilang jika istirahat. Itulah sebabnya, orang sering mengabaikan nyeri dada ini karena dianggap gejala sakit biasa. Jika dibiarkan, gejala ini akan menyebabkan serangan jantung tiba-tiba (infrak miokad akut).


Selain nyeri dada, gejala lain jantung koroner adalah keluar keringat dingin dan munculnya rasa mual. Gejala-gejala jantung koroner ini juga dianggap hal biasa karena pemahaman masyarakat terhadap penyakit jantung koroner (PJK) masih kurang. Berdasarkan sebuah data, meninggalnya penderita panyakit jantung, 50% disebabkan ketidakpahaman si penderita dan orang-orang di sekitarnya terhadap penyakit ini sehingga penderita tidak sempat mendapatkan pertolongan.


Penyakit jantung koroner (PJK) adalah salah satu penyebab kematian saat ini dan penderitanya di Indonesia terus bertambah. Hal ini terjadi karena telah terjadi perubahan pola hidup, seperti mengonsumsi makanan yang tidak sehat. Selain itu, stres yang diakibatkan oleh lingkungan kerja juga dapat meningkatkan risiko munculnya penyakit jantung koroner.

hipertensi (tekanan darah tinggi)diabetes mellitusmerokokkurangnya aktivitas fisikdislipidemia

Faktor-faktor risiko jantung koroner di atas dapat diubah (modifiable) dengan cara melakukan tindakan untuk mencegah timbulnya faktor-faktor risiko tersebut agar terhindar dari penyakit jantung koroner.


Jika menderita hipertensi, Anda dianjurkan menurunkan tekanan darah sampai normal kembali. Selain itu, hindari juga makanan yang banyak mengandung kolesterol. Anda juga harus memeriksa kadar kolesterol secara rutin dan capailah target kadar kolesterol darah yang sehat. Satu lagi yang harus Anda lakukan yakni olahraga teratur dan terukur. Jenis olahraga yang dianjurkan adalah olahraga bersifat aerobik.


Ada juga faktor risiko jantung koroner yang tidak dapat diubah (inmodifiable), seperti jenis kelamin pria, usia (di atas 40 tahun), dan riwayat keluarga dengan penyakit jantung koroner. Hal ini bukan berarti kaum wanita bebas dari risiko ini. Wanita berusia muda memang sedikit yang terkena PJK. Tapi, wanita yang berumur 65 tahun ke atas atau usia menopause, risiko terkena penyakit jantung koroner sama besarnya dengan pria. Wanita berusia 35 tahun dengan kebiasaan merokok, risiko PJK-nya akan lebih tinggi.


Obesitas tengah atau kegemukan tengah (perut buncit) merupakan bentuk dari kegemukan. Meskipun semua orang gemuk lebih besar mempunyai risiko penyakit jantung koroner, orang dengan perut buncit ternyata lebih berisiko. 


Selain itu, gaya hidup yang buruk juga akan memicu timbulnya panyakit jantung koroner. Untuk menghindari gaya hidup yang buruk, gantilah dengan kegiatan fisik. Ini adalah cara paling efektif untuk mencega jantung koroner. Stres juga ternyata memicu penyakit jantung koroner. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa jika menghadapai situasi tegang, besar kemungkinan akan terjadi arithmias jantung membahayakan jiwa. 


Spektrum penyakit jantung koroner secara umum dibagi dua, yaitu stabil dan tidak stabil (kegawatan). Pada spektrum stabil, gejala akan muncul ketika terjadi peningkatan aktivitas. Pencegahannya dapat dilakukan dengan mengubah gaya hidup seperti berhenti merokok dan rajin berolahraga.


Sementara itu, pada penderita penyakit jantung koroner spektrum tidak stabil, nyeri dada dapat terjadi bahkan saat si penderita sedang beristirahat. Nyeri dada ini berlangsung selama 15 menit dan terus terasa wapaupun sudah diberi obat.


Untuk menangani orang yang terkena serangan jantung adalah segera menghentikan aktivitas, kemudian dibaringkan, ditenangkan, dan pakaiannya dilonggarkan. Bawa segera ke rumah sakit agar dapat pertolongan berupa pembukaan kembali sumbatan arteri koroner yang terjadi (reperufsi). Semakin dini penanganannya, akan semakin banyak otot jantung yang dapat diselamatkan.


Panyakit jantung koroner merupakan penyebab utama kematian di Amerika Serikat. Sementara itu, di Indonesia, penyakit jantung koroner menjadi masalah penyakit tidak menular ketiga terbesar, baik bagi pria maupun wanita. Untuk pengobatan jantung koroner, terdapat beberapa pengujian yang akan dilakukan tim medis, yaitu sebagai berikut. 

Coronary angiography/arteriografi (prosedur invasif yang dibuat untuk mengevaluasi jantung di bawah x-ray).CT angiography (cara yang bersifat non-invasif untuk melakukan angiografi koroner). Resonansi magnetik angiography.Elektron-beam computed tomography (EBCT), yaitu bertujuan mancari kalsium dalam lapisan arteri. Semakin banyak kalsium, maka semakin besar kemungkinan seseorang terkena penyakit jantung koroner. 

Pada umumnya, penderita penyakit jantung koroner akan dianjurkan mengonsumsi satu atau lebih jenis obat-obatan. Alasannya adalah ketika pengobatan jantung koeroner, ada beberapa yang wajib diperhatikan, misalnya pemberian obat tekanan darah, diabetes atau kadar kolesterol tinggi. Ikutilah petunjuk dari dokter untuk membantu mencegah penyakit jantung koroner. 


Beberapa studi ilmiah memperlihatkan hubungan dekat antara jumlah konsumsi lemak dan munculnya penyakit jantung koroner. Lemak jenuh bisa meningkatkan timbulnya penyakit jantung koroner, sedangkan lemak tak jenuh dapat menurunkan terjadinya penyakit jantung koroner. 


Lemak tak jenuh dibagi menjadi dua, yaitu lemak tidak jenuh tunggal (asam oleat) dan lemak tidak jenuh ganda. Lemak tak jenuh tunggal terkandung di dalam minyak zaitun dan avocado. Sementara itu, lemak tak jenuh ganda dari tumbuh-tumbuhan terkandung dalam minyak bunga matahari dan minyak kedelai. Lemak yak jenuh ganda dari hewan biasanya ada dalam minyak ikan. 


Mengonsumsi lemak tak jenuh tunggal dapat menurunkan gajala penyakit jantung koroner, misalnya pada orang-orang di daerah Mediterania. Sementara itu, mengonsumsi lemak tidak jenuh ganda (khususnya minyak ikan) dapat meminimalisir gejala penyakit jantung koroner seperti pada penduduk Eskimo. 


Semoga bermanfaat.


Peliculas Online

Title Post: Mengenal Gejala Jantung Koroner
Rating: 100% based on 999998 ratings. 98 user reviews.
Author: Borneo08

Terimakasih sudah berkunjung di blog ini, Jika ada kritik dan saran silahkan tinggalkan komentar

0 comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...